Ditaman yang teduh dan hujau ini banyak sekali orang. Orang-orang ini tidak hendak berdemo atau akan berperang. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang sedang berkumpul dengan teman-temannya, entah sedang mengerjakan tugas kuliah atau bersenda gurau. Mungkin juga sedang merencanakan perompakan bank besar-besaran. Gatau juga aku, mereka lagi ngapain, yang jelas hari ini terasa begitu damai dan tentram.
Ah bosen lama-lama sendirian. Aku lihat-lihat lagi sekitar. Oh ada temen-temen dari kelas yang berbeda lagi ngumpul. Aku ikutan gabung sama mereka.
Ternyata mereka juga ada kelas jam 1 siang. Wah kita samaan ternyata. Aku ikut nimbrung aja sama mereka, daripada sendirian bengong.
Mereka semua ada 4 orang, mereka ramah pada semua orang terutama cewek. Kadang aku selalu terlibat percakapan gila dengan mereka. Muka mereka seperti residivis penjara, tapi kalau di lihat-lihat muka mereka kocak.
Sekarang kami sedang mengobrol seperti penculik yang sedang mencari target, tapi itu enggak mungkin. Kita cuma lagi ngeceng anak pendidikan bahasa indonesia.
Rambutnya panjang seleher, wajahnya seperti seekor putr kerajaan, badannya tinggi untuk ukuran cwe. Dia memakai baju bermotif bunga dan celana jeans biru. Siapa namanya ? aku enggak tau. Pasti dia masih satu fakultas degan kami, yang aku tau tentang dia hanya dia canti, anak pendidikan bahasa indonesia dan banyak yang suka sama dia dan lagi dia masih satu angkatan denganku.
Karena perempuan misterius tadi sudah pergi, sekarang kami terlibat perbincangan tidak serius dan tidak masuk akal malah mungkin tidak penting bahkan tidak manusiawi.
“Hahahahahaha.....” kami tertawa terbahak-bahak dengan kerasnya merusak kesunyian taman sakral ini, tapi semua orang sepertinya tidak peduli dengan suara kami. Karena mereka sepertinya sedang serius dengan urusannya masing-masing.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, jam menunjukan pukul 12.09, aku putuskan berpisah dengan mereka. Sekali lagi, bukan karena aku yang paling tampan diantara mereka atau karena aku adalah anak sastra dan mereka anak pendidikan, tapi aku udah gak kuat pengen pipis.
“Mau kemana, Gi ?” seorang bertanya.
“Pipis di MIPA.” Aku jawab.
Yah itulah aku, kalaupun pipis aku tidak bisa di sembarang tempat. Enggak mungkin juga aku pipis di kolam yang ada di taman, terlalu banyak mata yang melihat.
Sekedar informasi. Gedung fakultas MIPA di kampus adalah gedung terbaik. Menurutku ini adalah gedung yang hebat. Ada taman di tengah-tengah gedung, taman itu indah sekali andai tidak ada sesuatumenghalangi jalan masuk ke taman itu. Ya taman itu di perboden.
Kenapa pula harus pipis di MIPA ? WC di MIPA adalah WC terbaik pertama di kampus. Aku sudah melanglang buana mengelilingi kampus, mencoba semua WC di setiap fakultas dan ternyata memang MIPA yang terbaik.
Jalan kesana cukup jauh, aku hahrus berjalan sekitar 10 menit untuk sampai disana. Memang jauh, tapi demi pipis di WC terbaik di kampus siapa takut. Karena motoku sekarang.
“BELAJAR DI TEMPAT TERBAIK, PIPIS JUGA HARUS DI WC YANG TERBAIK”
-to be continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar