Sudah lama sekali sejak saya menulis di blog ini. Pertamakali saya menulis itu waktu saya masih SMA, waktu itu saya menulis sebuah cerita fabel bertemakan persahabatan, cinta, dan pengorbanan. Waktu itu pertamakalinya juga saya menulis untuk di bagikan ke umum. Saya masih belum berpengalaman dalam menulis. Ada yang bilang kalau penulis yang baik itu adalah seorang pembaca yang baik pula. Dari SD saya sering membaca cerita cerita pendek di majalah yang Kakak saya langgani, majalah itu namanya BOBO (pasti beberapa orang di sini juga pernah baca kan?). Cerpen-cerpen di sana sangat menginspirasi seorang anak (seperti saya waktu itu) untuk menulis.
Beberapa malam kemarin saat sedang mengerjakan tugas kuliah (yang sangat menguras hati, tenaga dan pikiran). Saya jadi tertarik untuk mengenang masa-masa SMA yang saya lanjut mengenang hari-hari pertama saya kuliah dengan melihat foto-foto yang ada di komputer saya. Lalu saya jadi teringat juga dengan tulisan saya yang kedua, itu juga sebuah fabel yang menceritakan kehidupan di dunia serangga. cerita itu terinspirasi dari percakapan saya dengan salah satu sepupu saya yang berumur 7 hari lebih muda dari saya. Cerita itu adalah cerita yang sangat saya sukai waktu itu.
Ada juga cerita saya yang ketiga yang saya tulis waktu SMA, itu bertema horor. Tanggapan beberapa teman saya cukup bagus. Saya juga suka cerita itu. Walaupun ceritanya ngawur, tapi saya mencurahkan hati serta pikiran saya ke sana. Ceritanya simple, tokohnya adalah seorang pemuda tampan dan gagah. Ceritanya tidak terlalu jauh dari kehidupan nyata. Yah, sayangnya bahasa Indonesia saya saat itu (sampai sekarang) masih belum terlalu benar dan baik.
Yah.. memang kalau kita bicara tentang SMA, SMA itu adalah momen yang sangat menyenangkan. Saya ingat waktu itu saya masih sangat tidak mengerti apa-apa (bloon). Saya waktu itu sibuk sekali bersenang-senang sampai saya lupa untuk belajar (ini yang saya sesali). Padahal kalau saya belajar lebih giat saya bisa lebih baik waktu itu. Berbicara tentang belajar, saya ingat pesan guru ekonomi saya Bu Tika (atau siapa namanya, saya lupa lagi. Maaf ya Bu -_-) pas kelas 11, beliau berpesan kalau saya harusnya lebih giat dalam belajar, bukannya lebih aktif di organisasi. Karena waktu itu saya bergabung dengan OSIS dan menjadi ketua di Ekstrakulikuler Basket. Lalu setelah kuliah saya sadar kalau kata-kata Bu Tika itu benar.
Masa-masa SMA saya itu sangat mirip dengan FTV di fim (ini salah satu yang saya sesali :/). Saya punya pacar yang cantik, nilai dan muka saya tidak terlalu jelek dan yah emang saya tidak terlalu jelek (hahaha). Saya punya seorang teman juga waktu itu. Dia teman satu bangku saya dari kelas 11. Dia ketua majalah sekolah. Jadi kamu sebut bangku kami sebagai "bangku ketua". Banyak sekali hal konyok yang sering saya lakukan dengan dia. salah satunya itu adalah kami sering mengelilingi sekolah di jam jam istirahat. Entah apa yang kami cari (kalau kalian, pembaca, bertanya), kami hanya senang berkeliling saja.
Kelas saya itu adalah kelas IPS 3, kelas itu kalau boleh saya sebut adalah kelas takdir. Kenapa? karena di sana ada teman baik saya waktu SD, lalu ada teman-teman dekat dari kelas 10 juga. Saya sebenarnya berharap masuk kelas lain karena saya ingin mengenal lebih banyak teman. Tapi kalau di pikir-pikir emang itu kelas yang paling cocok dengan saya.
Lalu masuk kelas 12 saya mulai berpikir untuk belajar lebih keras, karena ini tahun terakhir saya bersekolah (perlu di garisbawahi prasa "mulai berpikir"). Beberapa bulan menjelang ujian, sekolah saya mengadakan jam belajar tambahan untuk siswa kelas 12 yang di sebut "PEMANTAPAN". Tidak ada makna lebih dari kata itu, hanya untuk lebih memantapkan lagi apa yang sudah di pelajar dari kelas 10 - kelas 12.
Dari SD, pelajaran yang paling saya sukai adalah matematika. Saya suka pelajaran itu karena saya mereka seperti sedang bermain game RPG dimana saya harus memecahkan sebuah puzzle untuk bisa lanjut ke level selanjutnya. Perasaan lepas setelah mengerjakan matematika itu sama dengan persaan saya berhasil menyelesaikan sebuah game. Dari sekian banyak game yang saya mainkan, saya masih menikmati mengerjakan matematika walaupun orang-orang bilang pelajaran itu sangat sulit. Tetapi di kelas 10 dan 11 entah mengapa saya tidak terlalu mengerti dengan matematika. Walaupun begitu, di kelas 12 saya mulai menemukan kembali apa yang membuat saya senang dengan matematika.
Yah, untuk sekarang hanya segitu yang bisa saya ceritakan pada kalian, semoga kalian bisa belajar sesuatu dari pengalaman saya. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar